1. RC Seri
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 4.2
b. Atur nilai beban R dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki, dimana pada kit modul, nilai :
• Xa = 100 ohm
• Xb = 100 ohm
• Xc = 10 uF
c. Rangkailah rangkaian menggunakan kabel jumpersesuai dengan bentuk rangkaian yang sudah ada pada module kit
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station pada titik yang ditentukan
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik yang ditentukan, catat pada jurnal
g. Ukur nilai tegangan pada masing masing beban, catat pada jurnal
h. Hitunglah nilai impedansi rangkaian menggunakan rumus impedansi rangkaian RC
2. RLC Seri
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 4.4
b. Atur nilai beban R, L dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki, dimana pada kit modul, nilai :
Xa = 100 ohm
Xb = L2 = 1 mH
Xc = 10 uF
c. Rangkailah rangkaian menggunakan kabel jumpersesuai dengan bentuk rangkaian yang sudah ada pada module kit
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station pada titik yang ditentukan
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik yang ditentukan, catat pada jurnal
g. Ukur nilai tegangan pada masing masing beban, catat pada jurnal
h. Hitunglah nilai impedansi rangkaian menggunakan rumus impedansi rangkaian RLC seri
3. RLC Paralel
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 4.5
b. Atur nilai beban R dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki, dimana pada kit modul, nilai :
Xa = 100 ohm
Xb = 100 ohm
Xc = 100 ohm
c. Rangkailah rangkaian menggunakan kabel jumper sesuai dengan bentuk rangkaian yang sudah ada pada module kit
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station pada titik yang ditentukan
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik yang ditentukan, catat pada jurnal
g. Ukur nilai tegangan pada masing masing beban, catat pada jurnal
h. Hitunglah nilai impedansi rangkaian menggunakan rumus impedansi rangkaian RLC paralel
1. RC Seri
2. RLC Seri
3. RLC Paralel
1. Analisa pengaruh R,L, dan C terhadap sudut fasa!
Jawab:
- Pada Resistor (R) sudut fasa antara tegangan dan arus tidak terjadi perbedaan.
- Pada Induktor (L) sudut fasa antara tegangan dan arus berbeda +90 derajat. Hal itu berarti tegangan akan mendahului 90 derajat daripada arus yang tertinggal. Hal tersebut terjadi karena adanya medan magnet pada induktor.
- Pada Kapasitor (C) sudut fasa antara tegangan dan arus berbeda -90 derajat. Hal itu berarti tegangan akan tertinggal 90 derajat daripada arus yang mendahului. Kapasitor langsung menarik arus saat tegangan mulai naik, sehingga arus lebih dulu naik dibanding tegangan. Itu karena Kapasitor berfungsi sebagai penyimpanan energi.
2. Analisa Impedansi pada Rangkaian RC seri
Jawab:
Pada diagram fasor, arus bersama untuk resistor (R) dan reaktansi kapasitif (Xc) diletakkan pada garis ωt = 0. Fasor tegangan resistor (VR) berada di fasa dengan arus (I), fasor tegangan kapasitor tertinggal 90 derajat terhadap arus (I). Tegangan gabungan vektor (V) adalah diagonal persegi panjang antara tegangan kapasitor dan tegangan.
3. Analisa Impedansi pada Rangkaian RLC seri
Jawab:
Berdasarkan rumus tersebut, jika XL (reaktansi induktif) lebih besar dari XC (reaktansi kapasitif) maka bersifat induktif. Jika XL = XC maka rangkaian berada dalam kondisi resonansi.
4. Analisa Impedansi pada Rangkaian RLC Paralel
Jawab:
Pada rangkaian RLC paralel nilai impedansi dapat dicari menggunakan rumus
1/Z = 1/R + 1/jωC + 1/1jωL
Berdasarkan rumus tersebut dapat dianalisiskan jika nilai C lebih besar dari L maka impedansi total Z akan menjadi lebih kecil begitupun sebaliknya.
Download Video Percobaan RC Seri (disini)
Download Video Percobaan RLC Seri (disini)
Download Video Percobaan RLC Paralel (disini)
Download Video Analisa (disini)
Download File Laporan Akhir (disini)
Download File Tugas Pendahuluan (disini)


Comments
Post a Comment