MODUL 3
Rangkaian listrik berperan sebagai fondasi utama dalam berbagai aplikasi elektronika dan sistem kelistrikan, termasuk perangkat rumah tangga, teknologi komunikasi, serta sistem kendali industri. Kinerja dan analisis rangkaian ini didasarkan pada prinsip-prinsip dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff.
Hukum Ohm merupakan hukum dasar yang menyatakan bahwa arus yang mengalir melalui suatu resistor berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan. Hukum ini menjadi dasar dalam menghitung parameter-parameter dalam rangkaian listrik. Hukum Kirchhoff terdiri dari dua bagian, yaitu Hukum Kirchhoff Arus (KCL) dan Hukum Kirchhoff Tegangan (KVL). KCL menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk ke suatu simpul sama dengan jumlah arus yang keluar, sedangkan KVL menyatakan bahwa jumlah tegangan pada loop tertutup dalam suatu rangkaian adalah nol. Kedua hukum ini sangat penting dalam menganalisis arus dan tegangan di berbagai cabang dan loop rangkaian.
Konsep pembagi tegangan dan arus digunakan untuk menghitung besarnya tegangan atau arus pada salah satu elemen dalam rangkaian seri atau paralel. Pembagi tegangan berguna dalam rangkaian seri, sementara pembagi arus digunakan dalam rangkaian paralel.
Metode Mesh dan Nodal merupakan teknik sistematis yang digunakan untuk menyelesaikan rangkaian kompleks. Metode Mesh digunakan dengan menuliskan persamaan loop berdasarkan KVL, sedangkan metode Nodal digunakan dengan menuliskan persamaan simpul berdasarkan KCL. Selain itu, Teorema Thevenin merupakan salah satu teorema penting dalam analisis rangkaian. Teorema ini menyatakan bahwa setiap rangkaian linear dapat disederhanakan menjadi sebuah sumber tegangan ekuivalen (V_Thevenin) dan sebuah hambatan ekuivalen (R_Thevenin), yang mempermudah analisis terutama ketika beban berubah-ubah.
1. Dapat memahami
prinsip Hukum Ohm.
2. Dapat memahami
prinsip Hukum Kirchoff.
3. Dapat memahami
cara kerja voltage dan current divider.
4. Dapat membuktikan
perhitungan arus dengan menggunakan Teorema Mesh.
5. Dapat membuktikan
perhitungan tegangan dengan menggunakan Analisis Nodal.
6. Dapat menentukan
tegangan ekivalen Thevenin dan resistansi Thevenin dari rangkaian DC dengan
satu sumber.
1. Base Stasion
2. Module
3. DC Power Supply
4. Multimeter
5. Voltmeter (Model 2011)
6. Amperemeter (Model 2011)
7. Jumper
A. Hukum Ohm
“Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau hambatan besarnya
sebanding dengan beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung penghantar
tersebut. Pernyataan itu bisa dituliskan sebagai berikut yaitu I ∞ V.” Hukum
Ohm dirumuskan oleh fisikawan Jerman Georg Simon Ohm pada tahun 1827 dan
dinyatakan dalam persamaan matematis sederhana:
V = I x R
V = Tegangan (V),
I = Arus
(A),
R = Resistansi (Ω).
Hukum Ohm menyatakan
bahwa tegangan pada suatu komponen dalam suatu rangkaian sebanding dengan arus
yang mengalir melaluinya, dengan resistansi sebagai faktor proporsionalitasnya.
Artinya, jika resistansi tetap, maka arus dan tegangan akan memiliki hubungan
linier. Jika resistansi meningkat, arus akan menurun untuk mempertahankan
proporsionalitas dengan tegangan.
B. Hukum Kirchoff
Hukum I Kirchoff:
"Jumlah
kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang meninggalkan titik itu."
Hukum I Kirchhoff biasa disebut Hukum Arus Kirchhoff
atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Berdasarkan gambar di
atas, besar kuat arus total yang melewati titik percabangan a secara matematis
dinyatakan
Σ
Imasuk = Σ
Ikeluar
yang
besarnya
I1 = I2 + I3.
Hukum
II Kirchoff :
"Jumlah aljabar
beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan
nol."
Hukum II Kirchhoff
biasa disebut Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).
Berdasarkan gambar di
atas, total tegangan pada rangkaian adalah Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0. Hukum II
Kirchhoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan beda potensial sama dengan nol
artinya tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian atau semua energi
listrik diserap dan digunakan.
C. Voltage &
Current Divider
a. Rangkaian pembagi tegangan
Rangkaian pembagi tegangan adalah
suatu rangkaian listrik yang dirancang untuk membagi tegangan input menjadi
tegangan yang lebih kecil pada beberapa resistor yang terhubung secara seri
atau paralel. Prinsip kerja dari rangkaian pembagi tegangan dapat dijelaskan
dengan menggunakan hukum Ohm dan aturan pembagian tegangan Kirchhoff.
Prinsip Kerja
Rangkaian Pembagi Tegangan:
- Resistansi Total (Rtotal): Rangkaian pembagi
tegangan terdiri dari dua atau lebih resistor yang terhubung. Resistansi
total dari rangkaian dapat dihitung dengan menggabungkan
resistansi-resistansi tersebut sesuai dengan koneksi (seri atau paralel).
- Hukum Ohm: Hukum Ohm menyatakan bahwa arus
dalamrangkaian sebanding dengan tegangan dan invers sebandingdengan
resistansi. Dalam rangkaian pembagi tegangan,hukum Ohm digunakan untuk
menghitung arus pada rangkaian.
I = Vin/Rtotal
- Aturan
Pembagian Tegangan Kirchhoff: Aturan ini menyatakan bahwa dalam suatu
simpul (node) dalam suatu rangkaian listrik,jumlah aliran arus menuju
simpul tersebut sama dengan jumlah arus yang meninggalkan simpul tersebut.
Dalam rangkaian pembagi
tegangan, aturan ini diterapkan untuk simpul pada kedua ujung resistor
pembagi.
Vin = V1 + V2 + ... +
Vn
Dimana V1, V2, ..., Vn adalah tegangan pada masing- masing resistor.
- Tegangan Keluaran (Vout): Tegangan keluaran pada
titik tertentu diambil dari resistor tertentu dalam rangkaian. Tegangan
pada setiap resistor dihitung dengan menggunakan aturan pembagian tegangan
Kirchhoff.
Vout = Vin x
(Rtarget/Rtotal)
Dimana Rtarget adalah resistansi resistor yang terhubung pada titik
keluaran.
b. Rangkaian pembagi arus
Rangkaian pembagi arus menggunakan
sifat rangkaian paralel, yaitu jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus
yang keluar dari titik percabangan. Rangkaian pembagi arus membagi arus total
yang masuk ke dalam cabang-cabang rangkaian sesuai dengan perbandingan hambatan
pada masing- masing cabang. Rumus untuk menghitung arus pada cabang ke-n
adalah:
In = I × R~n/Rtotal
Dimana In adalah arus pada cabang
ke-n, I adalah arus total yang masuk, Rtotal adalah hambatan pengganti
rangkaian paralel, dan R~n adalah hambatan pada cabang selain cabang ke-n.
D. Teorema Mesh
Metode arus Mesh
merupakan prosedur langsung untuk menentukan arus pada setiap resistor dengan
menggunakan persamaan simultan. Langkah pertamanya adalah membuat loop tertutup
(disebut juga mesh) pada rangkaian. Loop tersebut tidak harus memiliki sumber tegangan,
tetapi setiap sumber tegangan yang ada harus dimasukkan ke dalam loop. Loop
haruslah meliputi seluruh resistor dan sumber tegangan. Dengan arus Mesh, dapat
ditulis persamaan Kirchoff’s Voltage Law untuk setiap loop.
E. Nodal
Analisis node adalah metode untuk menganalisis rangkaian listrik dengan
menggunakan hukum arus Kirchhoff (KCL), yaitu jumlah arus yang masuk dan keluar
dari suatu titik percabangan
sama dengan nol.
Analisis node membutuhkan penentuan simpul referensi (ground), yang merupakan
titik acuan untuk mengukur tegangan node di rangkaian. Tegangan node adalah
perbedaan potensial antara suatu simpul dengan simpul referensi.
Analisis node menghasilkan persamaan tegangan node independen sebanyak
n-1, di mana n adalah jumlah simpul termasuk simpul referensi.
Persamaan-persamaan ini dapat diselesaikan dengan metode eliminasi, substitusi,
atau matriks untuk mendapatkan nilai tegangan node di setiap simpul.
F. Teorema Thevenin
Teorema Thevenin
merupakan salah satu metode penyelesaian rangkaian listrik kompleks menjadi
rangkaian sederhana yang terdiri atas tegangan thevenin dan hambatan thevenin
yang terhubung secara seri. Beberapa aturan dalam menetapkan Vth dan Rth,
yaitu:
1.
Vth adalah tegangan yang terlihat melintasi terminal beban. Dimana pada
rangkaian asli, beban resistansinya dilepas (open circuit). Jika dilakukan
pengukuran, maka diletakkan multimeter pada titik open circuit tersebut.
2. Rth adalah resistansi yang terlihat dari terminal pada saat beban dilepas (open circuit) dan sumber tegangan yang dihubungsingkat (short circuit).










.jpg)

Comments
Post a Comment